POSTNTT.COM | LABUAN BAJO - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin pertemuan ASEAN Ministerial Meeting On Transnational Crime (AMMTC) ke-17 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Negara Afrika.
Untuk diketahui, dalam AMMTC ke-17 akan mengadopsi 4 draft deklarasi, yakni; pertama, Deklarasi Labuan Bajo tentang percepatan proses penegakan hukum dalam menanggulangi kejahatan lintas negara.
Kedua, Deklarasi ASEAN tentang penguatan kerja sama dalam melindungi saksi dan korban dari kejahatan lintas negara dan terorisme.
Ketiga, Deklarasi ASEAN tentang pengembangan kemampuan peringatan dini dan respons dini kawasan untuk mencegah dan menanggulangi radikalisasi dan kekerasan berbasis ekstrimisme.
Keempat, Deklarasi ASEAN tentang penyelundupan senjata.
Selain itu, terdapat sepuluh isu kejahatan transnasional yang dibahas dalam pertemuan AMMTC kali ini, yakni perdagangan narkoba, terorisme, kejahatan dunia maya, penyelundupan senjata, perdagangan gelap satwa liar dan kayu, perdagangan manusia, pencucian uang, kejahatan ekonomi internasional, pembajakan laut, dan penyelundupan manusia.
"Dengan dilandasi semangat kemitraan dan kesetaraan, kami optimis bahwa pertemuan ini akan berkontribusi terhadap keamanan, perdamaian, dan kesejahteraan di kawasan," kata Kapolri Listyo Sigit dalam sambutannya di Ballroom Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Senin 21 Agustus 2023.
Sigit yang juga Ketua AMMTC itu menekankan bahwa, pertemuan ini untuk meningkatkan kerja sama antar-negara di ASEAN dalam memberangus segala tindak kejahatan lintas-negara. Menurutnya, koordinasi serta kerja sama adalah kunci untuk memberantas Transnational Crime.
"Kerja sama dan upaya terkoordinasi adalah kunci untuk menghadapi kejahatan transnasional sebagai musuh bersama," katanya.
Untuk diketahui, penyelenggaraan AMMTC ke-17 dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin 21 Agustus 2023.
Dalam sambutannya, Presiden mengatakan, AMMTC ini penting dilakukan untuk memperkuat penanganan kejahatan transnasional di negara ASEAN. Selain itu, untuk kesiapan menghadapi tantangan global, maka negara ASEAN harus berkomitmen memberantas kejahatan transnasional.
“Dengan kemajuan teknologi saat ini, kejahatan transnasional semakin masif dan dengan cara yang semakin kompleks. Sehingga, penanganannya juga harus adaptif, terutama tindak pidana terorisme, tindak pidana perdagangan manusia, dan tindak pidana narkotika,” ujar Presiden dalam video sambutannya, Senin (21/8/23).
Ditambahkan Presiden, negara ASEAN perlu membangun kerja sama berkelanjutan, pertukaran informasi, pemanfaatan teknologi, serta meningkatkan kapasitas dan profesionalitas aparat penegak hukum. Oleh karenanya, dalam AMMTC ke-17 diharapkan semua itu dapat disepakati bersama.
“Saya berharap dalam pertemuan ini dirumuskan akidah kerja sama yang responsif, yang berisi langkah-langkah strategis, sehingga dapat menjaga kawasan ASEAN yang aman, damai, dan sejahtera,” ungkap Presiden.