top pick
Perempuan Asal Manggarai Ditemukan Tewas di Kamar kos di Jakarta Timur

Membudayakan Kedisiplinan Berbahasa Indonesia

 

Era digital yang terus berkembang, Bahasa Indonesia mengalami transformasi yang signifikan. Perkembangan teknologi memberi dampak dan cukup berpengaruh terhadap penggunaan Bahasa Indonesia dalam berinteraksi. Proses transformasi ini kemudian membuka peluang untuk terlihat menarik ketika menggunakan Bahasa Indonesia. Namun, sudahkah kita memaksimalkan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar? 

Pesatnya kemajuan era globalisasi saat ini menghadirkan istilah-istilah baru yang kian tumbuh dan pastinya akan bersanding dengan Bahasa Indonesia itu sendiri. Tak dapat di pungkiri bahwa kedudukan Bahasa Indonesia terlihat mengekang sebab terdapat istilah-istilah baru yang bergantung pada susunan kata baku dalam Bahasa Indonesia misalnya dalam kata yang menerangkan seseorang: Mama (Nyokap), Ayah (Bokap). Tanpa kita sadari kedudukan Bahasa Indonesia yang baku tersaingi oleh istilah-istilah baru. 

  Istilah-istilah ini identik dengan bahasa gaul yang saat ini gencar digunakan dan diadopsi. Penggunaannya seringkali membuat kita kewalahan dan sulit memahaminya. Hal ini ditandai dengan singkatan-singkatan yang kerapkali digunakan. Pilihan kata yang kurang tepat juga seringkali terjadi dan berpotensi gagal paham. Jauh sebelum itu pemahaman kita sudah teransang dan beroperasi layaknya sudah mengonsumsi sebab berusaha mencerna yang secara tidak langsung kita terperangkap dan terbiasa menggunakannya.  

 Merespons hal tersebut diperlukan upaya kolaboratif secara kolektif sebagaimana langkah untuk memperkuat kedudukan dan penggunaan Bahasa Indonesia yang baku. Hal ini berorientasi pada kesadaran dan bagaimana kita menempatkan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mengupayakan pemahaman yang bijak dalam berbahasa Indonesia.

Penulis: Kristoforus Joy Pranda


Halaman