top pick
Perempuan Asal Manggarai Ditemukan Tewas di Kamar kos di Jakarta Timur

Viral Guru Main TikTok, Kondisi Literasi Anak Sekolah di NTT Kian Mengkhawatirkan

POSTNTT - Kondisi literasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menjadi sorotan publik. Sebuah unggahan viral di media sosial memperlihatkan sekelompok siswa sekolah dasar di NTT yang sedang belajar di ruang sederhana, sementara gurunya disebut asyik bermain TikTok.

Fenomena ini memicu keprihatinan banyak pihak terhadap kualitas pendidikan dan budaya literasi di daerah tersebut. Dalam unggahan yang beredar, terlihat murid-murid duduk di bangku kayu seadanya, membaca buku tanpa bimbingan langsung dari guru.

Baca Juga: Transparansi Keuangan Berbuah Prestasi, Ende Masuk Daftar Kabupaten Terbaik di NTT

Kondisi itu menggambarkan realita pahit dunia pendidikan di sebagian wilayah NTT, terutama di pelosok yang masih kekurangan fasilitas dan tenaga pendidik berkualitas.

“Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal kesadaran dan komitmen dalam mendidik anak-anak,” ujar salah satu aktivis pendidikan dikutip dari Instagram @vitalntttupdate, Kamis (9/10/2025).

Menurutnya, budaya digital yang berkembang cepat kerap membuat guru maupun murid kehilangan fokus terhadap esensi pembelajaran.

Baca Juga: Sebanyak 5.123 Warga Manggarai Barat Masih Menganggur, Didominasi Laki-Laki.

Data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menunjukkan, tingkat literasi di NTT masih berada di bawah rata-rata nasional. Rendahnya akses terhadap buku bacaan, kurangnya pelatihan bagi guru, serta minimnya pengawasan menjadi faktor penyebab utama.

Sejumlah pemerhati pendidikan mendesak pemerintah daerah dan dinas pendidikan setempat untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap praktik belajar-mengajar di sekolah-sekolah pedesaan. Selain itu, peningkatan literasi digital yang seimbang antara hiburan dan edukasi juga perlu digalakkan.

“Media sosial bisa jadi alat bantu pendidikan, tapi bukan untuk diutamakan di tengah proses belajar. Anak-anak butuh pendampingan langsung,” tegas aktivis tersebut.

Baca Juga: Waspada! Ribuan Kasus HIV/AIDS di Kupang, Banyak Dialami Kalangan Produktif

Kondisi ini menjadi peringatan keras bahwa pembangunan sumber daya manusia di NTT masih menghadapi tantangan besar. Literasi bukan sekadar kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan memahami dan berpikir kritis hal yang masih harus diperjuangkan bersama.

***


Halaman