Warga adat desa Mbehal saat melakukan demonstrasi di depan Polres Manggarai Barat (4/11/2025)
POSTNTT - Sejumlah warga adat dari Desa Mbehal, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, menggelar demonstrasi di depan Kantor Kepolisian Resor (Polres) Manggarai Barat, Selasa (4/11/2025). Massa menuntut agar pihak kepolisian menegakkan hukum secara adil terkait kasus sengketa tanah yang menyebabkan salah satu warga mereka, Gabriel Jahang, ditahan.
Dalam aksi tersebut, para warga adat membawa sejumlah spanduk dan berorasi menolak dugaan keberpihakan aparat dalam penanganan kasus yang mereka nilai sarat ketidakadilan.
Baca Juga: Bappenas Gelar FGD Pengendalian Percepatan Pembangunan Destinasi Wisata Labuan Bajo
Istri dari Gabriel Jahang, Mariana Tatik, menyampaikan keluhannya di hadapan aparat. Ia menilai penahanan terhadap suaminya tidak adil karena pihak yang diduga mengancam justru tidak ditindak.
Baca Juga: Momen Haru Pernikahan Lintas Budaya: Wanita Dayak Dipinang Pria NTT
“Saya meminta kepada polisi untuk bertindak adil terhadap suami saya. Sudah beberapa kali saya datang untuk meminta penangguhan penahanan, tetapi tidak dikabulkan. Padahal, suami saya yang diancam, malah dia yang ditahan. Sedangkan yang mengancam tidak ditahan,” ujar Mariana dikutip dari Koran Nusantara.
Sementara itu, Pater Simon Suban Tukan, Ketua Justice Peace and Integrity of Creation (JPIC) SVD Ruteng, yang turut hadir dalam aksi tersebut, menyatakan adanya dugaan keterlibatan oknum aparat kepolisian dalam membekingi para mafia tanah yang berkonflik dengan warga Mbehal.
Baca Juga: Polres Manggarai Ungkap Mafia Pertalite, Barang Bukti Capai Ribuan Liter
“Saya menduga bahwa aparat kepolisian juga turut terlibat membekingi para mafia dalam sengketa tanah yang menyebabkan warga Mbehal ditahan,” tegas Pater Simon di hadapan para pengunjuk rasa, dikutip dari Koran Nusantara, Rabu (5/11/2025).
Baca Juga: Polresta Kupang Kota Amankan Tiga Orang Usai Keributan di Fatululi
Ia menegaskan, pihaknya tidak menolak tugas kepolisian, tetapi meminta agar aparat bekerja secara profesional dan menegakkan hukum tanpa pandang bulu.
“Kami masih menghargai tugas kepolisian. Karena itu, kami minta polisi yang baik menunjukkan kinerja penegakan hukum yang adil,” pungkasnya.
Aksi tersebut berlangsung tertib dengan pengawalan ketat aparat keamanan. Hingga berita ini diterbitkan, pihak Polres Manggarai Barat belum memberikan keterangan resmi terkait tuntutan warga adat dan pernyataan dari JPIC SVD Ruteng.***