
POSTNTT.COM | Labuan Bajo -
Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) menggelar pelatihan Online untuk pembuatan masker di Labuan Bajo selama empat hari, terhitung sejak tanggal 16 Mei 2020 sampai dengan tanggal 19 Mei 2020.
Adapun kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari para penjahit lokal dan juga kelompok binaan Rumah Pekerti di Mabar. Dan untuk memastikan bahwa para peserta tidak mengalami kesulitan dan juga kendala selama masa pelatihan, tim BOPLBF dan juga 2 narasumber yang bertindak sebagai pemandu secara rutin memantau kegiatan pelatihan tersebut secara langsung.
Dalam kegiatan pelatihan tersebut, para peserta dilatih untuk membuat masker dengan bahan yang telah disiapkan oleh BOPLBF dan dipandu melalui video tutorial yang juga telah disiapkan bersama kedua narasumber. Tidak hanya itu, para peserta juga dilatih untuk membuat masker dengan berbagai varian yang disesuaikan dengan standar kebutuhan pelindung diri.
Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina kepada POSTNTT.COM mengungkapkan, selama masa pandemi, BOPLBF akan terus mengadakan berbagai kegiatan pelatihan secara online mengingat bahwa ekonomi kreatif (Ekraf) menjadi salah satu sektor yang mengalami imbas dari pandemi Covid-19.
“Selain menyiapkan beberapa kegiatan pelatihan secara online, kami juga melakukan pemantauan secara langsung ke rumah-rumah peserta. Dan kami pun berharap agar kegiatan pelatihan yang ada bisa menjadi bekal untuk ke depannya, khususnya pula untuk teman-teman industri kreatif di Labuan Bajo”, ujar Shana.
Lebih lanjut, Shana menekankan pentingnya menjaga produktivitas masyarakat di tengah situasi pandemi yang tidak pasti kapan berakhir. Menurut Shana, di masa-masa pandemi seperti sekarang ini, masyarakat bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk lebih produktif dengan berkreasi. Hal ini sangat penting sehingga nanti ketika situasi sudah pulih dan normal, masyarakat sudah bisa langsung memasarkan hasil produksi kreatifnya.
“Ke depannya masyarakat sudah pasti akan mengalami perubahan perilaku. Standar hidup bersih dan sehat dengan sendirinya akan menjadi gaya hidup masyarakat. Teman-teman di sektor ekonomi kreatif bisa mengambil berbagai peluang ini”, jelas Shana.
Lebih jauh Shana mengatakan, masker sebagai salah satu Alat Pelindung Diri (APD) sejatinya telah digunakan oleh masyarakat jauh sebelum pandemi Covid-19 ini ada. Dan kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker pun makin meningkat saat pandemi melanda.
“Kalau sekarang masyarakat menggunakan masker untuk menjaga diri dari virus corona, kedepannya masyarakat akan menjadikan masker sebagai standar keamanan diri, terutama saat bepergian keluar rumah. Jadi, masker ini kedepannya menjadi budaya baru masyarakat khususnya bagi mereka yang melakukan aktivitas di luar rumah”, jelas Shana.
Data yang diperoleh POSTNTT.COM, total masker yang berhasil diproduksi oleh para peserta hingga hari terakhir kegiatan, Jumat (22/5/2020) adalah sebanyak 7000 masker. Masker-masker yang diproduksi ini pun selanjutnya dibayarkan oleh BOPLBF. Tidak hanya itu, masker yang telah diproduksi tersebut rupanya akan dibagikan ke beberapa Kabupaten, yaitu Kab. Manggarai Barat, Kab. Lembata dan Bima.
Penulis : Edi Risal